SIAGA BENCANA



Apakah yang harus dilakukan sebelum, pada saat dan setelah bencana?
Apakah anda sudah siap siaga menghadapi ancaman bencana? Sejak dini, kita perlu menyadari bahwa kita hidup di wilayah rawan bencana. Kenyataan ini mendorong kita untuk mempersiapkan diri, keluarga, dan komunitas di sekitar kita. Kesiapsiagaan diri diharapkan pada akhirnya mampu untuk mengantisipasi ancaman bencana dan meminimalkan korban jiwa, korban luka, maupun kerusakan infrastruktur. Mulai dari dalam diri sendiri, kita dapat membantu keluarga dan komunitas untuk membangun kesiapsiagaan, maupun pada saat menghadapi bencana dan pulih kembali pasca bencana .
Berikut beberapa jenis bencana dan cara apa yang kita harus lakukan ketika bencana itu datang  :
1. Gempa Bumi
Bencana ini bersifat tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. Gempabumi dapat menimbulkan dampak korban jiwa, luka, maupun kerusakan infrastruktur yang sangat signifikan. Kita harus belajar dari kejadian gempabumi yang terjadi di Yogyakarta (2006) dan Padang (2009). Mengidentifikasi potensi bahaya dan perencanaan yang berstandar aman dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi korban luka maupun kerusakan infrastruktur.
Apa yang dilakukan sebelum terjadi gempabumi
Kita tidak dapat mengetahui kapan gempa akan terjadi sehingga persiapan menjadi sangat penting untuk menyelamatan jiwa, mengurangi korban luka, maupun kerusakan infrasturktur. Ada 6 langkah untuk persiapan.
a) Cek potensi bahaya di rumah
• Lekatkan lemari secara aman pada dinding
• Tempatkan barang besar dan berat ada bagian bawah lemari
• Letakkan barang pecah belah pada bagian yang lebih rendah dan di bagian tertututp
• Gantungkan barang yang berat seperti pigura foto atau cermin, jauh dari tempat tidur, sofa, ataupun tempat di mana orang duduk
• Pastikan lampu langit-langit terpasang dengan kuat
• Perbaiki apabila terjadi kerusakan pada jaringan listrik atau gas.
• Amankan pemanas air dengan terpasang dengan baik pada dinding.
• Perbaiki keretakan pada langit-langit atau fondasi. Konsultasikan dengan ahli bangunan apabila membutuhkan informasi mengenai struktur bangunan yang kurang kuat.
• Tempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar dalam lemari tertutup dan letakkan paling bawah.
b) Identifikasi tempat aman di dalam dan luar rumah
• Di bawah perabot yang kuat, seperti meja dan kursi
• Merapat pada dinding, seperti berdiri pada siku bangunan
• Menjauh dari kaca atau cermin atau pun barang-barang berat yang berpotensi jatuh
• Di luar rumah, jauhi bangunan, pohon, dan jaringan telepon atau listrik, atau bangunan yang mungkin runtuh
c) Bekali pengetahuan diri sendiri dan anggota keluarga
• Memiliki daftar kontak yang dibutuhkan, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi, kabupaten, kota, TNI, Polisi, rumah sakit, PMI, atau pun dinas pemadam kebakaran.
• Bekali anak-anak bagaimana dan kapan harus menghubungi pihak-pihak di atas, dan mencari stasiun radio untuk mencari informasi darurat
• Bekali semua anggota keluarga bagaimana dan kapan harus mematikan gas, listrik, dan air.
d) Siapkan dukungan logistik darurat
• Lampu senter dan baterai cadangan
• Radio dengan baterai
• Perlengkapan PPPK dan panduannya
• Makanan siap saji dan minuman (perhatikan masa berlakunya)
• Obat-obatan khusus disesuaikan dengan kebutuhan pemakai
• Uang secukupnya
• Sepatu khusus
e) Merencanakan mekanisme komunikasi darurat
• Pada kasus apabila anggota keluarga terpisah pada saat bencana, rencanakan cara untuk mengumpulkan anggota keluarga setelah bencana.
• Menanyakan kepada saudara atau teman yang berlokasi di luar area tempat tinggal kita untuk bersedia sebagai penghubung keluarga .
f) Bantu komunitas untuk siap siaga
• Bekerja sama dengan media lokal untuk membuat kolom khusus terkait informasi respon darurat setelah bencana. Disebutkan juga pada kolom tersebut nomor telepon BPBD, instansi pemerintah terkait, rumah sakit, dan PMI.
• Kenali bersama keluarga mengenai potensi bencana yang ada di sekitar rumah
• Bekerja sama dengan BPBD, PMI, atau pihak terkait lainnya untuk menyiapkan laporan khusus bagi masyarakat dengan mobility impairment pada apa yang akan kita lakukan selama gempabumi
• Melakukan simulasi evakuasi sederhana di rumah
• Mencari informasi dari pihak terkait tentang pemutusan listrik dan air pada saat bencana
• Bekerja sama dengan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan tentang building code, retrofitting program, ancaman bahaya, dan rencana yang disusun oleh keluarga pada saat keadaan darurat .
Apa yang dilakukan pada saat bencana
Tetap berada di tempat yang menurut Anda aman selama terjadi gempa. Waspadai gempa susulan yang terkadang guncangannya lebih kuat. Perhatikan langkah Anda ke tempat aman lain dan tetap berada di sekitar tempat itu sampai guncangan berhenti dan Anda dapat keluar dengan aman .
a) Ketika di dalam ruangan
• Merunduk hingga menyentuh lantai; cari perlindungan di bawah meja atau perabot lain yang kuat; dan tunggu hingga guncangan berhenti. Apabila tidak ada meja atau perabot untuk berlindung, lindungi kepala anda dengan lengan kemudian merayap menuju ruangan.
• Jauhi gelas, jendela, atau apa pun yang mungkin memjatuhi Anda.
• Tetap di tempat tidur apabila terjadi gempa, lindungi kepala Anda dengan bantal. Apabila ada kemungkinan benda berat akan menimpa Anda, segera menuju ke sisi terdekat yang aman.
• Tetap di dalam ruang hingga guncangan berhenti, dan keluarlah ketika sudah aman. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang terluka karena mereka berusaha untuk menuju ke lokasi yang berbeda atau berusaha ke luar bangunan.
• Waspadai segala kemungkinan yang timbul akibat arus pendek.
• JANGAN menggunakan lift.
b) Ketika di luar ruangan
• Tetaplah di luar
• Jauhi dari gedung, lampu jalan, atau jaringan berkabel.
• Ketika di luar, tetaplah di luar hingga guncangan berhenti. Bahaya paling besar berada langsung di luar bangunan; pada pintu keluar, exterior sepanjang dinding luar.
c) Di dalam kendaran
• Menepi dan berhenti segera. Tetap tinggal di dalam kendaraan. Hindari berhenti di dekat atau di bawah bangunan, pohon, jembatan, atau pun jaringan berkabel.
• Lanjutkan berkendara setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau halangan yang telah rusak akibat gempa.
d) Ketika terjebak di dalam reruntuhan
• Jangan menyalakan api
• Jangan bergerak atau apa pun yang menimbulkan debu
• Tutupi mulut Anda dengan sapu tangan atau kain
• Munculkan suara pada pipa atau dinding sehingga tim SAR dapat mencari posisi Anda. Gunakan peluit apabila tersedia. Berteriak adalah jalan terakhir yang dapat dilakukan, tapi hal ini dapat menyebabkan akan menghirup debu .
Apa yang dilakukan setelah terjadi bencana
a) Siaga kemungkinan yang terjadi setelah gempa. Gelombang guncangan kedua biasanya kurang mematikan tetapi dapat lebih kuat untuk memberikan kerusakan tambahan hingga memperlemah struktur bangunan dan dapat terjadi pada satu jam pertama, beberapa hari, minggu, bahwa bulan setelah gempa.
b) Dengarkan radio atau televisi yang bisa diakses. Perhatikan informasi terkini terkait respon darurat.
c) Gunakan telpon untuk panggilan darurat
d) Buka laci lemari secara hati-hati. Waspadai benda-benda yang dapat menjatuhi Anda.
e) Jauhi area yang hancur. Jauhi area yang hancur kecuali memang kehadiran Anda dibutuhkan oleh pihak berwenang, seperti kepolisian, pemadam kebakaran, atau tim SAR. Kembalilah ke rumah apabila pihak berwenang mengatakan bahwa kondisi telah aman.
f) Bantu korban luka atau yang terjebak. Ingat untuk selalu membantu tetangga atau siapa pun yang membutuhkan pertolongan khusus seperti anak-anak, orang tua, atau orang cacat. Berikan pertolongan pertama secara tepat. Jangan pindahkan korban yang terluka serius untuk menghindari luka yang lebih parah. Carilah bantuan kepada tim medis yang lebih ahli.
g) Bersihkan cairan yang berbahaya. Tinggalkan lokasi yang berbau cairan berbahaya seperti gas atau cairan kimia.
h) Periksa beberapa peralatan.
• Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Jika tercium bau gas, segera buka jendela dan segera keluar bangunan.
• Periksa kerusakan listrik. Apabila ditemukan jaringan kabel yang rusak dan tercium bau panas listrik, segera matikan listrik.
• Periksa kerusakan tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa. Apabila terjadi kerusakan pada tempat pembuangan kotoran dan saluran pipa, hindari penggunaan toilet dan panggil tukang di bidangnya. Hubungi instansi yang berwenang untuk antispasi pencemaran air yang lebih luas.
2. Tsunami
Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan jatuhnya meteor. Tsunami dapat bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan dapat mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter.
Tsunami sangat berpotensi bahaya meskipun tsunami ini tidak terlalu merusak garis pantai. Gempa yang disebabkan pergerakan dasar laut atau pergeseran lempeng yang paling sering menimbulkan tsunami. Pada tahun 2006 Indonesia mengalami tsunami dahsyat setelah gempabumi berskala 8.9 SR terjadi di sekitar Aceh. Area yang memiliki risiko tinggi jika gempa bumi besar atau tanah longsor terjadi dekat pantai gelombang pertama dalam seri bisa mencapai pantai dalam beberapa menit, bahkan sebelum peringatan dikeluarkan. Area berada pada risiko yang lebih besar jika berlokasi kurang dari 25 meter di atas permukaan laut dan dalam beberapa meter dari garis pantai.
Apa yang dilakukan sebelum dan pada saat terjadi tsunami
a) Nyalakan radio untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya gempabumi di sekitar wilayah pantai.
b) Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.
c) Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila Anda dapat melihat gelombang, anda berada terlalu dekat. Segera menjauh.
d) Waspada- apabila terjadi air surut, jauhi pinggir pantai. Ini merupakan salah satu peringatan tsunami dan harus diperhatikan.
Apa yang dilakukan setelah terjadi tsunami
a) Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.
b) Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
c) Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.
3. Banjir
Banjir adalah bencana yang sering terjadi di wilayah Indonesia. Bencana yang disebabkan oleh faktor hidrometeorologi ini selalu meningkat setiap tahunnya. Meskipun terkadang tidak menimbulkan banyak korban jiwa, bencana ini tetap saja merusak infrastruktur dan mengganggu stablitas perekonomian masyarakat secara signifikan.
Karakteristik banjir sangat beragam. Banjir dapat disebabkan karena curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi serapan tanah yang cukup. Atau dapat terjadi dalam bentuk rob atau bandang. Oleh karena itu, kita harus siap untuk mengantisipasi setiap jenis bencana banjir.
Apa yang dilakukan sebelum terjadi banjir
a) Perhatikan ketinggian rumah Anda dari bangunan yang rawan banjir.
b) Tinggikan panel listrik
c) Hubungi pihak berwenang apabila akan dibangun dinding penghalang di sekitar wilayah Anda.
Apa yang dilakukan pada saat terjadi bencana
a) Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda:
• Simak informasi dari radio mengenai informasi banjir
• Waspada terhadap banjir yang akan melanda. Apabila terjadi banjir bandang, beranjak segera ke tempat yang lebih tinggi; jangan menunggu instruksi terkait arahan beranjak.
• Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang tergenang air. Banjir bandang dapat terjadi di tempat ini dengan atau tanpa peringatan pada saat hujan biasa atau deras.
b) Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi:
• Amankan rumah Anda. Apabila masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah. Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
• Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas air.
c) Apabila Anda harus meninggalkan rumah:
• Jangan berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat mengakibatkan Anda jatuh. Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat Anda berpijak.
• Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik, abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.
4. Tanah Longsor
Tanah longsor seringkali dipicu oleh curah hujan tinggi dan terjadi selama beberapa hari. Struktur tanah yang labil sangat mudah mengalami longsor hingga mengakibatkan bencana khususnya bagi masyarakat yang berada di posisi lebih rendah. Tanah longsor juga dapat dipicu oleh getaran gempa hingga merontokkan struktur tanah di atas .
Anda dan masyarakat di pegunungan atau perbukitan harus memperhatikan tempat sekeliling Anda tinggal dan berkonsultasi dengan ahli terkait dengan kondisi tempat tinggal Anda .
Apa yang dilakukan sebelum terjadi tanah longsor
a) Waspada terhadap curah hujan yang tinggi
b) Persiapkan dukungan logistik
• Makanan siap saji dan minuman
• Lampu senter dan baterai cadangan
• Uang tunai secukupnya
• Obat-obatan khusus sesuai pemakai
c) Simak informasi dari radio mengenai informasi hujan dan kemungkinan tanah longsor.
d) Apabila pihak berwenang menginstruksikan untuk evakuasi, segera lakukan hal tersebut .
Apa yang dilakukan pada saat terjadi tanah longsor
a) Apabila Anda di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera ke luar cari tempat lapang dan tanpa penghalang
b) Apabila Anda di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi tebih atau tanah yang mengalami longsor .
Apa yang dilakukan sesudah terjadi tanah longsor
a) Jangan segera kembali ke rumah Anda, perhatikan apakah longsor susulan masih akan terjadi.
b) Apabila Anda diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu khusus dan peralatan yang menjamin keselamatan Anda.
c) Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah Anda.
d) Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan korban, pastikan tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk atau menunggu pihak berwenang untuk melakukan evakuasi korban .


sumber : http://bpbd.pacitankab.go.id/siaga-bencana/

0 komentar:

Posting Komentar